Jumat, 31 Mei 2013

KEKHUSUSAN INDIVIDUAL


KEKHUSUSAN INDIVIDUAL:
(Intelegensi dan Kepribadian)

Tiap individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara sepintas lalu saja sudah akan nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada yang lemah dan sebagainya.
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang berintelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada sekedar kemampuan untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi.

Intelegensi
Banyak sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama lain berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan William Stern (1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu : intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. Dilain pihak seorang psikologi gestalt mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perdebatan tentang definisi ini tidak  kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para pakar mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi dua kelompok yaitu : Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi American Psychological Association (APA).
Dengan demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan khusus dan kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu. Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum.
Teori lama mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap lahir. Di samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula orang-orang yang bodoh sejak lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang yang bertaraf rata-rata. Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi untuk mengukur taraf intelegensi pada manusia. Setelah melalui beberapa eksperimen terbukti bahwa mengukur taraf intelegensi itu dapat diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan khusus tertentu.
Ada dua jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses informasi secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian angka dan kategorisasasi. Sementara crystallized intellegenci yaitu : akumulasi informasi, ketrampilan-ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.

Faktor pembawaan
Perdebatan antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas pada intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya “ deliquento nato” yaitu bahwa penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin pada bentuk tengkoraknya (fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan lagi, karena sekarang kejahatan  adalah hasil pengaruh berbagai factor pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan social, ekonomi, pendidikan, factor kesempatan ).


Faktor lingkungan dan kebudayaan
Ada pendapat atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan kepribadian lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini disebut empirisme.
Seorang tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu lahir masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan. Jadi manusia dapat dibentuk sesuai dengan lingkungan yang ditempati.

Interaksi bawaan dan lingkungan : konvergensi
Intelegensi adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut pandang bawaan para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini dikuatkan oleh penelitian dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali beberapa area otak yang terkait dengan intelegensi. Contohnya anak dosen akan menjadi dosen juga, membuktikan bahwa lingkungan pun ada pengaruhya.
Jadi, lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang, tetapi dalam batas-batas bawaan yang ada.

Pembentukan kepribadian
Istilah bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality yang berasal dari kata “persona” yang artinya adalah topeng. Kepribadian (personality) adalah sebuah konsep yang sukar dimengerti dalam psikologi, meskipunistilah itu digunakan sehari-hari. Karena banyak definisi tantang kepribadian maka definisi yang paling mudah dipahami adalah definisi dari Gordon W. Allport yaitu kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system-sistem psiko-fisik yang menetukan cara penyesuain diri yang unik dari individu tersebut terhadap lingkungannya.
Dari definisi diatas terdapat kata-kata kunci yaitu system psikis (pikiran, perasaan, minat, motivasi, dan sebagainya) dan system fisik (tinggi badan, warna kulit, system syaraf, pencernaan, gemuk, kurus dan lain-lain). Organisasi dinamais yang menggabungkan semua system psiko-fisik tadi dalam suatu proses kerja yang kait mengait dan terus berubah dari waktu ke waktu sebagi upaya penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara khusus.
Kepribadian selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkuangannya. Salah satu teori sifat (trait) yang sekarang popular dikalangan psikologi adalah teori lima dimensi model kepribadian atau sering disebut teori 5 besar.
Kepribadian seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa kateristik  sehingga dengan memahami karekteristik-krekteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang bersangkutan. Karekteristik yang dapat dikenali yaitu :
a.       Penampilan fisik,
b.      Temperamen,
c.       Kecerdasan dan kemampuan,
d.      Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai:hobi,
e.       Sikap social.
f.       Kecendurungan-kecenderungan dalam motivasinya,
g.      Cara-cara pembawaan diri,
h.      Kecenderungan patologis.
Tipologi yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl Gustav Jung yang mendasarkan penggolongannya pada perilaku atau karektiristik psikologis saja yaitu : tipe introvert, tipe ekstrovet, tipe ambivert.

Pembentukan identitas diri
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam dua golongan :
a)      Pengalaman yang umum
b)      Pengalaman yang khusus

Ekspresi Kepribadian
Sekalipun tidak semua pakar sependapat  tetapi karakteristik-karakteristik yang dianggap terpenting untuk mengenali kepribadian adalah:
·          Penampilan fisik.
·         Tempramen.
·         Kecerdasan dan kemampuan.
·         Arah Minat dan Pandangan Mengenai Nilai-nilai.
·         Sikap Sosial.
·         Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya.
·         Cara-cara Pembawaan Diri.
·         Kecenderungan Patologis.

Jenis Kepribadian
           Menurut Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 MasehI,yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat jenis : sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.
           Dari 4 tipe kepribadin ini, tiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Bila hanya 1 dari tipe kepribadian, maka dapat dikatakan tipe kepribadian sejati. Misalnya Sanguinis sejati. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis dan lembut.
Empat jenis tersebut diantaranya :
a.    Sanguin,
b.   Koleris,
c.    Melankolis yang cenderung diam dan pemikir
d.   Phlegmatis,
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa masing masing ahli ini mempunyai dasar dalam memberikan pendapatnya tentang tipe kepribadian. Nah apakah yang menjadi dasar Eduard?? Ternyata ia melihat tipe tipe kpribadian seseorang berdasarkan sikap manusia terhadap yang hidup di dalam masyarakat.

PROSES PROSES SOSIAL


PROSES-PROSES SOSIAL

PENGANTAR
Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama atau di dalam kehidupan sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan-tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Terjadinya interaksi sosial adalah adanya kesadaran masing-masing pihak sehingga dari kesadaran tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan di antara mereka.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Kriteria interaksi sosial, yaitu :
a.       Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu
b.      Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
c.       Ada dimensi waktu (lampau, kini dan mendatang)
d.      Ada tujuan-tujuan tertentu

UNSUR-UNSUR DALAM INTERAKSI SOSIAL
A.    Tindakan Sosial
Para ahli sosiologi memahami tindakan manusia dari sudut pandang perilakunya. Tindakan manusia dipahami sebagai perbuatan, perilaku atau aksi yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Tindakan manusia dibedakan dalam dua macam, yaitu tindakan yang terorganisasi dan tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran.
Beberapa hal yang memengaruhi proses terbentuknya tindakan terorganisasi manusia diantaranya :
1.      Imitasi
2.      Sugesti
3.      Identifikasi
4.      Simpati

TIPE-TIPE TINDAKAN SOSIAL
Tindakan sosial merupakan tindakan yang berhubungan dengan orang lain baik antar-individu atau antarkelompok.
Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu tindakan sosial rasional instrumental, tindakan sosial berorientasi nilai, tindakan sosial tradisional, dan tindakan sosial afektif.

KONTAK SOSIAL
Kontak berasal dari bahasa Latin cum atau con yang artinya “bersama-sama” dan tangere yang artinya “menyentuh”. Jadi secara etimologi, kontak artinya bersama-sama menyentuh.
Kontak sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki arti (makna) bagi si pelaku, dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi.
Macam-macam Kontak Sosial
Kontak sosial dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
1.      Cara
2.      Sifat
3.      Bentuk
4.      Tingkat hubungan

KOMUNIKASI SOSIAL
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses saling memberikan tafsiran kepad/dari antarpihak yang sedang melakukan hubungan dan melalui tafsiran tersebut pihak-pihak yang saling berhubungan mewujudkan perilaku sebagai reaksi atas maksud atau pesan yang disampaikan oleh pihak lain tersebut.
Sifat-sifat komunikasi :
1.      Komunikasi positif,
2.      Komunikasi negatif,

BENTUK-BENTUK PROSES SOSIAL
PROSES SOSIAL ASOSIATIF
Proses sosial yang asosiatif adalah proses sosial yang didalam realitas sosial anggota-anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerja sama.
Proses sosial yang asosiatif dibedakan menjadi:
A.    Kerja Sama (Co-operation)
Kerja sama timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan. Faktor pendorong munculnya kerja sama adalah adanya kepentingan bersama.
Bentuk kerja sama dibedakan menjadi tiga macam, yaitu;
1.      Bargaining process (proses tawar menawar),
2.      Co-optation (kooptasi),
3.      Coalition (koalisi),
B.     Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai yang mengarah pada kondisi atau keadaan selesainya konflik atau pertikaian tersebut.
Bentuk-bentuk akomodasi diantaranya:
1.      Coercion,
2.      Compromise,
3.      Arbitration,
4.      Mediation,
5.      Concilliation,
6.      Toleration,
7.      Stalemate,
8.      Adjudication.
Tujuan akomodasi diantaranya:
1.      Mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik, atau permusuhan antarkelompok.
2.      Mencegah terjadinya ledakan konflik yang berupa benturan antarkelompok.
3.      Menyatukan dua kelompok atau lebih yang terpisah-pisah untuk mencapai persatuan dan kesatuan.
4.      Mengupayakan terjadinya proses pembaruan antarsuku, etnis atau ras, antar-agama, antargolongan dan sebagainya sehingga mengarah pada proses terjadinya asimilasi.
C.    Asimilasi (Asimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya upaya-upaya mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau antarkelomok sosial yang diikuti pula usaha-usaha untuk mencapai kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan bersama.
Syarat asimilasi :
1.      Kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
2.      Warga kelompok bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3.      Kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Faktor-faktor yang mempermudah bagi jalannya asimilasi diantaranya :
1.      Toleransi
2.      Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi ynag seimbang
3.      Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4.      Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.      Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6.      Perkawinan campuran (amalgamation)
7.      Adanya musuh bersama dari luar
Faktor-faktor yang menjadi penghalang bagi terjadinya asimilasi adalah :
1.      Terisolasinya golongan tertentu di dalam masyarakat
2.      Kurangnya pengetahuan tentang kebuadayaan ynag dihadapi
3.      Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapai
4.      Perasaan kebudayaan golongan tertentu merasa lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain
5.      Perbedaan rasial
6.      Perasaan kekelompokkan ynag kuat (in group feeling)
7.      Golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan penguasa
8.      Perbedaan kepentingan

PROSES SOSIAL DISASOSIATIF
Proses sosial disasosiatif adalah keadaan realitas sosial dalam keadaan disharmoni sebagai akibat adanya pertentangan antar-anggota masyarakat. Proses sosial yang disaosiatif ini dipicu oleh adanya ketidaktertiban sosial atau social disorder. Keadaan ini memunculkan disintegrasi sosial akibat dari pertentangan antar-anggota masyarakat tersebut. Proses-proses sosial yang disasosiatif di antaranya:
A.    Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia yang terlibat dalam proses tersebut saling berebut untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian publik dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe persaingan ini menghasilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu:
1.      Persaingan di bidang ekonomi
2.      Persaingan di bidang kebudayaan
3.      Persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat
4.      Persaingan rasial
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai fungsi diantaranya:
1.      Sebagai alat untuk mengadakan seleksi sosial.
2.      Untuk menyaring warga atau golongan yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
B.     Kontravnesi (Contravention)
Kontravensi merupakan proses sosial yang berada diantara persaingan dengan pertentangan atau pertikaian yag ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian tentang diri seseorang atau rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
Tipe-tipe kontravensi di antaranya:
1.      Kontravensi antargolongan dalam suatu masyarakat
2.      Antagonisme keagamaan
3.      Kontravensi intelektual
4.      Oposisi moral
C.    Pertentangan atau Pertikaian (Conflict)
Konflik merupakan proses sosial dimana masing-masing pihak yang berinteraksi berusaha untuk saling menghancurkan, menyingkirkan, mengalahkan karena berbagai alasan seperti rasa benci atau rasa permusuhan. Adapun akar permasalahan atau sebab musabab konflik diantaranya: perbedaan antar-perorangan atau antarkelompok, perbedaan kebudayaan, bentrokan antar kepentingan, dan perubahan-perubahan sosial.
Bentuk-bentuk Pertentangan
Bentuk-bentuk pertentangan diantaranya; Pertama, pertentangan pribadi. Yang dilatarbelakangi oleh sikap atau penilaian masing-masing individu terhadap kepribadian orang lain. Kedua, pertentangan rasial, yang banyak didominasi oleh pertentangan antara ras kulit putih yang selalu menganggap rasnya superior dan ras kulit hitam yang selalu ditempatkan atau diposisikan sebagai ras inferior (ras bawah).
Ketiga, pertentangan antarkelas sosial, sebagai akibat dari ketidaksamaan pola-pola pembagian aset sosial ekonomi. Keempat, pertentangan antargolongan atau antar-kekuatan politik. Kelima, pertentangan internasional.

AKIBAT KONFLIK SOSIAL
Tiga macam akibat pertentangan, diantaranya adalah; pertama, bertambahnya solidaritas kelompok (in group feeling) Kedua, perubahan kepribadian seseorang, Ketiga, hancurnya harta benda atau korban manusia. Keempat, akomodasi, domanansi, dan takluknya salah satu pihak.

PRODUK DARI INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan antartimbal balik antarmanusia dalam kehidupan sosial yang di dorong oleh motif-motif internal, yaitu kepentingan dan tujuan. Dengan beragamnya kepentingan dan tujuan masing-masing individu, maka akan lahir pola-pola interaksi sosial, yaitu :
1.      Pertentangan antar-individu maupun antarkelompok
2.      Kerja sama antar-individu maupun antarkelompok



A.    Keteraturan Sosial (Sosial Order) dan Ketidakteraturan Sosial (Sosial Disorder)
Keteraturan sosial (sosial order) merupakan suatu kondisi sosial dimana masing-masing anggota masyarakat dalam kehidupannya mengikuti norma-norma sosial yang berlaku didalam kelompok sosial tersebut. Nilai merupakan sesusatu yang dianggap layak, baik, patut, pantas yang keberadaanyya selalu diinginkan, dicita-citakan dalam kehidupan sosial.
Unsur yang mendukung keteraturan sosial :
1.      Tertib sosial itu sendiri
Ketertiban sosial yang dicapai dapat diukur melalui beberapa imdikator, yaitu:
1)      Adanya sistem nilai dan norma yang jelas
2)      Masing-masing anggota masyarakat mengetahui dan memahami norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
3)      Masing-masing individu dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma dan nilai yang berlaku.
2.      Order
3.      Keajekan
4.      Pola

B.     Kelompok-kelompok Sosial (Social Group)
1.      Kelompok Sosial ynag Teratur
Faktor yang membentuk kelompok sosial dapat dilihat dari pengaruh-pengaruh :
a.       Hubungan kedekatan.
b.      Adanya kesamaan.
Macam-macam kelompok sosial yang teratur, yaitu :
a.       In group dan out group.
b.      Primary group dan secondary group.
c.       Gemeinschaft dan gesellchaft.
d.      Membership group dan reference group.
2.      Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kelompok sosial yang tidak teratur adalah kumpulan individu-individu yang secara kebetulan berhimpun dalam suatu tempat dan waktu yang bersamaan.
a.       Kerumunan (Crowd)
Kelompok sosial yang tidak terartur ini dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1.      Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial;
2.      Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowd);
3.      Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (law-less crowd).
b.      Publik
Publik adalah kelompok yang bukan merupakan kesatuan, akan tetapi walaupun tidak berupa kesatuan dalam gejala ini terdapat interaksi antar-anggota melalui alat komunikasi seperti radio, TV, dll.
C.    Kelas Sosial
Kelas sosial adalah penggolongan mnausia dalam bentuk penggolongannya yang tidak sederajat dengan kelompok sosial.
Kelas sosial merupakan dampak dari stratifikasi sosial.
D.    Peranan Sosial (Social Role)
Peranan sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya (status sosialnya)
Kedudukan adalah posisi seseorang atau sekelompok orang sehubungan dengan adanya orang lain disekitarnya akibat dari proses interaksi sosial itu sendiri.
E.     Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan berhimpunnya orang-orang dalam kelompok tertentu yang di dalam perhimpunan tersebut terdapat perencanaan dalam rangka mencapai tujuan melalui kerjasama antar-anggotanya.