KEKHUSUSAN INDIVIDUAL:
(Intelegensi dan Kepribadian)
Tiap
individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang
membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara
sepintas lalu saja sudah akan nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama
lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada
yang lemah dan sebagainya.
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang berintelegensi
adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada sekedar kemampuan
untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengelolah lebih
jauh lagi tentang intelegensi.
Intelegensi
Banyak
sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama lain
berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan
William Stern (1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya
mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu :
intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi
baru. Dilain pihak seorang psikologi gestalt mengatakan bahwa intelegensi
adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perdebatan
tentang definisi ini tidak kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para
pakar mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi
dua kelompok yaitu : Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi
American Psychological Association (APA).
Dengan
demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi
hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan
khusus dan kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam
bidang-bidang tertentu. Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum.
Teori lama
mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap lahir. Di
samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula orang-orang yang
bodoh sejak lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang yang bertaraf
rata-rata. Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi untuk
mengukur taraf intelegensi pada manusia. Setelah melalui beberapa eksperimen
terbukti bahwa mengukur taraf intelegensi itu dapat diperkirakan melalui
pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan khusus tertentu.
Ada dua
jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses informasi
secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat
rangkaian angka dan kategorisasasi. Sementara crystallized intellegenci yaitu :
akumulasi informasi, ketrampilan-ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari
selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
Faktor
pembawaan
Perdebatan
antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas pada
intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya “ deliquento nato”
yaitu bahwa penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin
pada bentuk tengkoraknya (fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan
lagi, karena sekarang kejahatan adalah hasil pengaruh berbagai factor
pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan social, ekonomi, pendidikan,
factor kesempatan ).
Faktor
lingkungan dan kebudayaan
Ada pendapat
atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan kepribadian
lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini disebut
empirisme.
Seorang
tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu lahir
masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang
dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan
pengalaman-pengalaman yang diperlukan. Jadi manusia dapat dibentuk sesuai
dengan lingkungan yang ditempati.
Interaksi
bawaan dan lingkungan : konvergensi
Intelegensi
adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut pandang bawaan
para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini dikuatkan oleh
penelitian dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali beberapa area
otak yang terkait dengan intelegensi. Contohnya anak dosen akan menjadi dosen
juga, membuktikan bahwa lingkungan pun ada pengaruhya.
Jadi,
lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang, tetapi
dalam batas-batas bawaan yang ada.
Pembentukan
kepribadian
Istilah
bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality yang berasal dari kata
“persona” yang artinya adalah topeng. Kepribadian (personality) adalah sebuah
konsep yang sukar dimengerti dalam psikologi, meskipunistilah itu digunakan
sehari-hari. Karena banyak definisi tantang kepribadian maka definisi yang
paling mudah dipahami adalah definisi dari Gordon W. Allport yaitu kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system-sistem
psiko-fisik yang menetukan cara penyesuain diri yang unik dari individu tersebut
terhadap lingkungannya.
Dari
definisi diatas terdapat kata-kata kunci yaitu system psikis (pikiran,
perasaan, minat, motivasi, dan sebagainya) dan system fisik (tinggi badan,
warna kulit, system syaraf, pencernaan, gemuk, kurus dan lain-lain). Organisasi
dinamais yang menggabungkan semua system psiko-fisik tadi dalam suatu proses
kerja yang kait mengait dan terus berubah dari waktu ke waktu sebagi upaya
penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara khusus.
Kepribadian
selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkuangannya. Salah satu teori
sifat (trait) yang sekarang popular dikalangan psikologi adalah teori lima
dimensi model kepribadian atau sering disebut teori 5 besar.
Kepribadian
seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa kateristik sehingga dengan
memahami karekteristik-krekteristik tersebut, kita dapat mengerti pula
kepribadian orang yang bersangkutan. Karekteristik yang dapat dikenali yaitu :
a. Penampilan
fisik,
b. Temperamen,
c. Kecerdasan
dan kemampuan,
d. Arah minat
dan pandangan mengenai nilai-nilai:hobi,
e. Sikap social.
f. Kecendurungan-kecenderungan
dalam motivasinya,
g. Cara-cara
pembawaan diri,
h. Kecenderungan
patologis.
Tipologi
yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl Gustav Jung yang mendasarkan
penggolongannya pada perilaku atau karektiristik psikologis saja yaitu : tipe
introvert, tipe ekstrovet, tipe ambivert.
Pembentukan
identitas diri
Mengenai
pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya
dalam dua golongan :
a) Pengalaman
yang umum
b) Pengalaman
yang khusus
Ekspresi Kepribadian
Sekalipun tidak semua pakar sependapat tetapi
karakteristik-karakteristik yang dianggap terpenting untuk mengenali
kepribadian adalah:
·
Penampilan fisik.
·
Tempramen.
·
Kecerdasan dan
kemampuan.
·
Arah Minat dan
Pandangan Mengenai Nilai-nilai.
·
Sikap Sosial.
·
Kecenderungan-kecenderungan
dalam motivasinya.
·
Cara-cara
Pembawaan Diri.
·
Kecenderungan
Patologis.
Jenis
Kepribadian
Menurut Galen, seorang ahli fisiolog
Romawi yang hidup di abad ke-2 MasehI,yang pertama kali memperkenalkan teori
empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi
empat jenis : sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan
phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat
kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak
benarnya.
Dari 4 tipe kepribadin ini, tiap
orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih
dominan, kadang juga keduanya seimbang. Bila hanya 1 dari tipe kepribadian,
maka dapat dikatakan tipe kepribadian sejati. Misalnya Sanguinis sejati.
Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert,
optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat
energik. Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert,
pesimis dan lembut.
Empat jenis tersebut diantaranya :
a.
Sanguin,
b.
Koleris,
c.
Melankolis yang
cenderung diam dan pemikir
d.
Phlegmatis,
Tipe Tipe
Kepribadian Menurut Eduard Spranger Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa masing masing ahli ini mempunyai dasar dalam memberikan pendapatnya
tentang tipe kepribadian. Nah apakah yang menjadi dasar Eduard?? Ternyata ia
melihat tipe tipe kpribadian seseorang berdasarkan sikap manusia terhadap yang
hidup di dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar