Orang
dewasa bersikap independen dalam menentukan tujuan pembelajaran Orang dewasa
kaya dengan pengalaman dan juga kaya dengan sumber pembelajaranOrang dewasa
menghargai pembelajaran yang bersifat terpadu dengan tuntunan hidup sehari-hari
(kontekstual)Orang dewasa lebih tertarik dengan pendekatan permasalahan dari
pada subyek yang terpisah Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar oleh
dorongan internal dari pada eksternal
Pendidikan
dewasa juga telah menjadi korban dari model yang dipusatkan pada guru. Pada
tahun 1926, Asosiasi Pendidikan Dewasa Amerika mulai dan dengan cepat mengkaji
cara yang lebih baik untuk mendidik orang dewasa. Yang dipengaruhi oleh Dewey,
Edwar C. Linderman menulis dalam arti dari pendidikan dewasa.
Sistem
akademik kita telah tumbuh dengan tatanan yang berlawanan arah. Subjek dan guru
merupakan titik awal. Sedangkan pelajar menjadi sesuatu yang di nomor duakan.
Di dalam pendidikan yang konvensional si pelajar dituntut untuk menyesuaikan
dirinya kepada suatu kurikulum yang telah terbuat secara baku. Sangat banyak
pembelajaran terdiri dari pergantian “vicarious” (seperti merasakan sendiri
dari pengalaman orang lain) dari penglaman seseorang dan ilmu pengetahuan
seseorang. Ilmu psikologi mengajarkan kita bahwa kita belajar apa yang kita
lakukan Pengalaman adalah texs book
pembelajaran yang paling hidup bagi pelajar.
Sayangnya,
hanya beberapa dari teori Dewey dan Linderman dapat diterapkan dalam
pembelajaran modern baik itu untuk anak-anak maupun dewasa. Satu abad setelah
Dewey mengusulkan pendidikan yang berfokuskan pada siswa, hampir semua
pendidikan formal juga masih berfokuskan pada guru.
Sebagai
akibatnya, banyak pelajar meninggalkan sekolah dan kehilangan minat dalam
pembelajaran. Bahkan seorang guru yang berniat baikpun dapat memadamkan insting
pembelajaran yang bersifat alami dengan mengontrol lingkungan pembelajaran.
Dengan orang dewasa, beberapa memandang pembelajaran sebagai suatu kegiatan
yang melahkan dan membosankan.
Dalam
usaha untuk memformulasikan suatu teori pemebelajaran dewasa yang komprehensif,
Malcolm Knowels, tahun 1973, menerbitkan sebuah buku tentang “Siswa dewasa” :
Suatu spesis yang terlantarkan. Membangun dari apa yang telah dilakukan
Linderman, Knowels menegaskan bahwa orang dewasa membutuhkan kondisi-kondisi
tertentu untuk melakukan pembelajaran. Ia meminjam instilah andragogi untuk
mendefinisikan dan menjelaskan kondisi-kondisi tersebut.
Andragogi,
pada mulanya diartikan sebagai : seni dan ilmu yang bertugas untuk membantu
dewasa belajar. Istilah tersebut dewasa ini mendefinisikan suatu alternatif
terhadap pedagogi dan mengacu kepada pendidikan yang berfokuskan pada siswa
untuk semua umur.
Model
andragogi menegaskan bahwa lima permasalahan yang harus diperhatikan dan
dibahas dalam pembelajaran formal. Mereka adalah :
1. Dibiarkan siswa atau peserta
mengenal sesuatu kenapa sesuatu itu penting untuk dipelajari.
2. Peragakan pada siswa atau pesesrta
bagaimana untuk mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi. Dan
3. Hubungan topic tersebut dengan
pengalaman siswa itu sendiri.
4. Orang tidak akan belajar apa-apa
kecuali jika mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
5. Dan sesuatu yang sering perlu
membantu mereka jika ditemui kendala seperti sikap dan kepercayaan tentang
pembelajaran.
Sayangnya,
andragogi disebut dalam teks pendidikan sebagai cara dewasa belajar. Knowels
sendiri mengaku bahwa 4 dari kunci asumsi andragogi terterapkan secara seimbang
baik itu untuk anak-anak atau dewasa. Perbedaan yang mendasar yaitu anak-anak
memiliki pengalaman yang lebih sedikit dari pada orang dewasa
Dalam
jaman informasi ini, implikasi dari suatu gerakan dari yang berbasiskan guru
menjadi yang berbasiskan siswa sesuatu hal yang mengagetkan. Penundaan atau
menekan gejolak ini akan memperlambat kemampuan kita untuk belajar/mempelajari
teknologi baru atau dalam mendapatkan ilmu pengetahuan yang kompetitif.
Bagaimana
kita dapat mengharapkan menganalisa dan mensintesakan informasi seperti itu
jika kita berpaling pada yang lainnya untuk menetapkan apa yang seharusnya
dipelajari, dan bagaimana yang harus/akan dipelajari dan kapan yang akan
dipelajari ?
Meskipun
cucu-cucu kirta mungkin saja bebas dari biasnya pedagogi, namun sebagian besar
dewasa hari ini tidak ditawarkan kemewahan seperti itu. Untuk sukses, kita harus
meninggalkan atau melepaskan ketergantungan kita pada guru kita.
Kita harus
melakukannya sendiri untuk memenuhi pembelajaran kita sendiri dan menuntut
sipenyelenggara pelatihan melakukan hal yang serupa. Untuk mengetahui tuntutan
kita, kita harus tahu bagaimana memproses informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar